Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah puji syukur marilah kita panjatkan kepada Alloh SWT. karena hanya limpahan rahmat-Nya lah kita masih diberikan kesempatan untuk bisa menuntut ilmu dengan atau dalm keadaan yang sehat, tiada kurang suatu apapun. Semoga kita termasuk hamba-Nya yang senantiasa bersyukur kepadaNya. Kedua semoga salam beserta shalawat terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang senantiasa kita nantikan syafa'atnya dihari akhir nanti.
Kesempatan yang berbahagia ini saya akan sampaikan sedikit materi kembali yang berkaitan dengan DNS dan DHCP. Semoga materi yang akan saya tuliskan ini dapat bermanfaat dan menjadi referensi bagi pembaca yang budiman. Langsung saja berikut penjelasannya.
1. DNS (Domain Name System)
DNS adalah sebuah sistem yang menyimpan informasi tentang nama host ataupun nama domaindalam bentuk basis data tersebar (distributed database) di dalam jaringan komputer, misalkan: Internet. DNS menyediakan alamat IP untuk setiap nama host dan mendata setiapserver transmisi surat (mail exchange server) yang menerima surel (email) untuk setiap domain. Menurut browser Google Chrome, DNS adalah layanan jaringan yang menerjemahkan nama situs web menjadi alamat internet.
Secara teori DNS ada tiga komponen penting dalam proses kerja suatu DNS, dimana ketiga komponen itu ialah :
a. DNS Resolver, merupakan suatu program client yang bekerja pada pengguna.
b. Recursive DNS Server, yaitu merupakan program lanjutan yang meneruskan permintaan dari resolver, recursive ini nantinya akan melakukan pencarian.
c. Authoritative DNS Server, yaitu sebagai program yang memberikan jawaban atas pencarian yang dilakukan oleh recursor, secara tidak langsung dalam bekerja DNS akan mengalami tiga proses dimana dari input pengguna kemudian akan diproses dan yang terakhir akan dikeluarkan atau output oleh program yang lain.
Di dunia nyata, user tidak berhadapan langsung dengan DNS resolver - mereka berhadapan dengan program seperti web brower (Mozilla Firefox, Safari, Opera, Internet Explorer, Netscape, Konqueror dan lain-lain dan klien mail (Outlook Express, Mozilla Thunderbird dan lain-lain). Ketika user melakukan aktivitas yang meminta pencarian DNS (umumnya, nyaris semua aktivitas yang menggunakan Internet), program tersebut mengirimkan permintaan ke DNS Resolver yang ada di dalam sistem operasi.
DNS resolver akan selalu memiliki cache (lihat di atas) yang memiliki isi pencarian terakhir. Jika cache dapat memberikan jawaban kepada permintaan DNS, resolver akan menggunakan nilai yang ada di dalam cache kepada program yang memerlukan. Kalau cache tidak memiliki jawabannya, resolver akan mengirimkan permintaan ke server DNS tertentu. Untuk kebanyakan pengguna di rumah, Internet Service Provider(ISP) yang menghubungkan komputer tersebut biasanya akan menyediakan server DNS: pengguna tersebut akan mendata alamat server secara manual atau menggunakan DHCP untuk melakukan pendataan tersebut. Namun jika administrator sistem / pengguna telah mengkonfigurasi sistem untuk menggunakan server DNS selain yang diberikan secara default oleh ISP misalnya seperti Google Public DNS ataupun OpenDNS, maka DNS resolver akan mengacu ke DNS server yang sudah ditentukan. Server nama ini akan mengikuti proses yang disebutkan di Teori DNS, baik mereka menemukan jawabannya maupun tidak. Hasil pencarian akan diberikan kepada DNS resolver; diasumsikan telah ditemukan jawaban, resolver akan menyimpan hasilnya di cache untuk penggunaan berikutnya, dan memberikan hasilnya kepada software yang meminta pencarian DNS tersebut.
Sebagai bagian akhir dari kerumitan ini, beberapa aplikasi seperti web browser juga memiliki DNS cache mereka sendiri, tujuannya adalah untuk mengurangi penggunaan referensi DNS resolver, yang akan meningkatkan kesulitan untuk melakukan debug DNS, yang menimbulkan kerancuan data yang lebih akurat. Cache seperti ini umumnya memiliki masa yang singkat dalam hitungan 1 menit.
Berikut adalah contoh penamaan domain yang sudah sering kita dengar :
1. Top Level Domain
Nama Domain
|
Keterangan
|
.com |
di gunakan untuk kepentingan komersial atau perusahaan.
|
.net
|
di gunakan untuk kepentingan network infrastruktur
|
.Org
|
di gunakan untuk kepentingan organisasi
|
.info
|
di gunakan untuk kepentingan informasional website.
|
.Name
|
digunakan untuk kepentingan keluarga atau personal.
|
.Edu
|
digunakan untuk kepentingan website pendidikan, terbatas hanya utk pendidikan.
|
.Mil
|
di gunakan untuk kepentingan website angkata bersenjata amerika, terbatas hanya utk Militer.
|
.biz
|
di gunakan untuk kepentingan Bisnis.
|
.tv
|
di gunakan untuk Entertainment seperti Televisi, Radio, majalah.
|
.travel
|
di gunakan untuk Bisnis Pariwisata
|
.xxx
|
di gunakan untuk Pornografi (masih di ajukan)
|
2. Country Level Domain
Nama Domain
|
Keterangan
|
.id
|
Domain untuk negara Indonesia
|
.sg
|
Domain untuk negara Singapura
|
.my
|
Domain untuk negara Malaysia
|
.ca
|
Domain untuk negara Kanada
|
.fr
|
Domain untuk negara Perancis
|
.jp
|
Domain untuk negara Jepang
|
.nl
|
Domain untuk negara Belanda
|
.th
|
Domain untuk negara Thailand
|
.au
|
Domain untuk negara Australia
|
.uk
|
Domain untuk negara Inggris
|
3.Sub domain di Indonesia
Nama Domain
|
Keterangan
|
.or.id
|
Domain digunakan untuk Organisasi
|
.co.id
|
Domain digunakan untuk Komersial
|
.go.id
|
Domain digunakan untuk Pemerintahan
|
.ac.id
|
Domain digunakan untuk Pendidikan Tinggi
|
.sch.id
|
Domain digunakan untuk Sekolah
|
.net.id
|
Domain digunakan untuk Provider
|
.web.id
|
Domain digunakan untuk Umum
|
.mil.id
|
Domain digunakan untuk Instansi Pemerintah
|
2. DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol)
DHCP adalah protokol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan. Sebuah jaringan lokal yang tidak menggunakan DHCP harus memberikan alamat IP kepada semua komputer secara manual. Jika DHCP dipasang di jaringan lokal, maka semua komputer yang tersambung di jaringan akan mendapatkan alamat IP secara otomatis dari server DHCP. Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang dapat diberikan oleh DHCP, seperti default gateway dan DNS server.
Kemudian cara kerja dari DHCP itu sendiri ialah :
- Karena DHCP merupakan sebuah protokol yang menggunakan arsitektur client/server, maka dalam DHCP terdapat dua pihak yang terlibat, yakni DHCP Server dan DHCP Client. DHCP server merupakan sebuah mesin yang menjalankan layanan yang dapat "menyewakan" alamat IP dan informasi TCP/IP lainnya kepada semua klien yang memintanya. Beberapa sistem operasi jaringan seperti Windows NT Server, Windows 2000 Server, Windows Server 2003, atau GNU/Linux memiliki layanan seperti ini.
- DHCP client merupakan mesin klien yang menjalankan perangkat lunak klien DHCP yang memungkinkan mereka untuk dapat berkomunikasi dengan DHCP Server. Sebagian besar sistem operasi klien jaringan (Windows NT Workstation, Windows 2000 Professional, Windows XP, Windows Vista, Windows 7, Windows 8 atau GNU/Linux) memiliki perangkat lunak seperti ini. DHCP server umumnya memiliki sekumpulan alamat yang diizinkan untuk didistribusikan kepada klien, yang disebut sebagai DHCP Pool. Setiap klien kemudian akan menyewa alamat IP dari DHCP Pool ini untuk waktu yang ditentukan oleh DHCP, biasanya hingga beberapa hari. Manakala waktu penyewaan alamat IP tersebut habis masanya, klien akan meminta kepada server untuk memberikan alamat IP yang baru atau memperpanjangnya.
DHCP Client akan mencoba untuk mendapatkan "penyewaan" alamat IP dari sebuah DHCP server dalam proses empat langkah berikut:
- DHCPDISCOVER: DHCP client akan menyebarkan request secara broadcast untuk mencari DHCP Server yang aktif.
- DHCPOFFER: Setelah DHCP Server mendengar broadcast dari DHCP Client, DHCP server kemudian menawarkan sebuah alamat kepada DHCP client.
- DHCPREQUEST: Client meminta DCHP server untuk menyewakan alamat IP dari salah satu alamat yang tersedia dalam DHCP Pool pada DHCP Server yang bersangkutan.
- DHCPACK: DHCP server akan merespons permintaan dari klien dengan mengirimkan paket acknowledgment. Kemudian, DHCP Server akan menetapkan sebuah alamat (dan konfigurasi TCP/IP lainnya) kepada klien, dan memperbarui basis data database miliknya. Klien selanjutnya akan memulai proses binding dengan tumpukan protokolTCP/IP dan karena telah memiliki alamat IP, klien pun dapat memulai komunikasi jaringan.
Empat tahap di atas hanya berlaku bagi klien yang belum memiliki alamat. Untuk klien yang sebelumnya pernah meminta alamat kepada DHCP server yang sama, hanya tahap 3 dan tahap 4 yang dilakukan, yakni tahap pembaruan alamat (address renewal), yang jelas lebih cepat prosesnya.
Berbeda dengan sistem DNS yang terdistribusi, DHCP bersifat stand-alone, sehingga jika dalam sebuah jaringan terdapat beberapa DHCP server, basis data alamat IP dalam sebuah DHCP Server tidak akan direplikasi ke DHCP server lainnya. Hal ini dapat menjadi masalah jika konfigurasi antara dua DHCP server tersebut berbenturan, karena protokol IP tidak mengizinkan dua host memiliki alamat yang sama.
Sumber Referensi :